Total Pageviews

July 06, 2012

Cinta-Cinta yang Selalu Disalahkaprahkan

Final Fantasy VIII, salah satu game legendaris yang mempertontonkan cinta secara dramatis.

Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar kata "cinta"? Benarkah pemahaman cinta yang selama ini kita yakini?



Perasaan kepada kekasih hanyalah satu bagian kecil dari cinta. Kita menganggapnya sebagai cinta yang sebenarnya karena perasaan semacam inilah yang paling sering terekspos.


Bayangkan, 98,7 % lagu, drama, film, bertemakan cinta kepada kekasih. Keadaan ini bahkan telah berlangsung sejak dulu. Ingat Romeo and Juliet-nya William Shakespeare? Dia juga memopulerkan cinta kepada kekasih. Hal ini terus berlangsung selama berabad-abad. Namun, tentu kita perlu ingat bahwa cinta yang selama ini kita kenal hanyalah serpihan dari sesuatu yang lebih besar.

Tidak percaya? Inilah pemaparannya.


   Cinta Theo


Inilah cinta yang sebenarnya harus lebih diagungkan; cinta kepada Tuhan. Siapa itu Tuhan? Dia adalah Sang Pencipta yang mungkin identitasnya bagi tiap orang berbeda-beda. Intinya, kita harus mencintai “orang” yang menciptakan kita. Dialah yang membuat kita ada. Rasa cinta ini merupakan kewajiban. Perwujudannya? Sebagian besar orang percaya bahwa beribadah adalah cara menunjukkan cinta kita kepada-Nya. Namun sedikit sekali orang yang beribadah dengan tulus tanpa mengharap imbalan “surga”. Orang tipe ini tentu tidak mencintai Tuhan. Mereka hanya ingin masuk surga. Bagaimana dengan kamu? Apa kamu juga termasuk orang yang beribadah karena ingin masuk surga? Hmm.

Cinta Sibling


Cinta ini diukur dengan ada atau tidaknya ikatan darah. Cinta kepada saudara, ibu, ayah, dan seterusnya termasuk cinta sibling. Sebagai catatan, cinta ibu kepada anaknya sering sekali disebut sebagai “cinta sejati”. Ini bisa jadi benar kalau takaran “kesejatian” ditentukan oleh ada tidaknya pamrih. Ibu mencintai anaknya tanpa pamrih. Seorang ibu akan menjaga, melindungi, dan melakukan apa saja demi kebahagiaan anaknya. Mengapa? Jelas karena seorang ibu merasa MEMILIKI anaknya. Tiap manusia secara naluriah akan melindungi dan mempertahankan segala yang dimilikinya. Dengan kata lain, posesivitas. Kalau sudah begini, apa benar cinta ibu itu cinta sejati?

   Cinta Nakama
Sasuke Uchiha dan Naruto Uzumaki, contoh dua sahabat yang tidak terpisahkan walau takdir mereka berseberangan.

Cinta jenis ini merupakan cinta kepada sahabat. Dengan kata lain, orang asing yang tidak ada hubungan darah dengan kita. Perlu ditekankan bahwa kenalan, teman, dan sahabat memiliki perbedaan besar. Kenalan adalah orang yang kita ketahui nama dan wajahnya, tetapi hanya sebatas itu. Teman adalah orang yang kita ketahui nama dan wajahnya, dan kita sering berinteraksi dengan mereka, tetapi hanya sebatas itu. Nah, sahabat adalah orang yang kita ketahui nama dan wajahnya, kita sering berinteraksi dengan mereka, dan kita MEMERCAYAINYA. Yang perlu dicintai? Tentu sahabat. Namun, banyak dari kita yang belum bisa membedakan dengan tegas, mana yang kenalan, mana yang teman, dan mana yang sahabat. 

Mulai sekarang, mungkin kamu akan mau memilah orang-orang di sekitarmu dengan tiga kriteria tersebut. Jangan terkejut jika kamu akhirnya menyadari bahwa kamu sama sekali tidak memiliki sahabat.

   Cinta Eros

Yuna dan Tidus, contoh dua manusia dengan cinta eros yang sesungguhnya.

Inilah yang sering dielu-elukan sebagai “cinta sebenarnya”, yaitu cinta kepada kekasih. Karena propaganda gila-gilaan selama berabad-abad, orang-orang jadi yakin bahwa cinta itu hanyalah cinta eros. Sungguh kelupaan yang fatal. Bayangkan, berapa orang yang mengaku “galau” karena putus cinta eros atau ditolak ketika menyatakan cinta eros? Serasa dunia ini berakhir, tidak ada lagi harapan, tidak ada lagi tujuan hidup. Padahal, mereka masih punya tiga cinta yang lain. Sungguh absurd, tetapi manusiawi.

Kita harus sadar, bahwa semerana apa pun kita, cinta tidak akan putus seutuhnya. Katakanlah kita tidak punya kekasih, tetapi kita punya sahabat. Katakanlah kita tidak punya kekasih dan sahabat, tetapi kita punya keluarga. Katakanlah kita tidak punya kekasih, sahabat, dan keluarga, tetapi PASTI kita punya Tuhan. Tuhan tidak akan meninggalkan kita, meski dunia ini hancur. Lalu, mengapa harus patah hati karena cinta kalau sebenarnya kita tidak mungkin putus cinta? Inilah yang harus kita pikirkan. Lama.

Lalu, banyak juga orang yang salah kaprah dalam menginterpretasikan cinta eros. Jika kita tertarik kepada seseorang dan kita ingin memilikinya, apakah itu cinta eros? Kebanyakan orang akan menjawab “ya”. Wajar, kan? Jika tertarik, tentu kita akan mendekati dan menyatakan cinta. Tujuannya? Ya untuk memiliki. Namun, sayangnya, pemikiran orang-orang tipe ini sangat dangkal. Keinginan memiliki sesuatu tidak lebih dari perwujudan keserakahan manusia. Tidak lebih dari hasrat memuaskan nafsu diri sendiri. 

Logikanya begini: Misalnya kita menyukai sebuah mobil. Kita lalu menabung dan akhirnya bisa memiliki mobil itu. Namun, apakah kita mencintai mobil itu? Tentu tidak. Itu hanya hasrat, nafsu, keserakahan untuk memiliki sesuatu. Lantas, kalau mendekati seseorang, menyatakan cinta, dan memilikinya, mengapa kita mengatakan bahwa kita mencintainya? Tentu ini omong kosong. Sayangnya, omong kosong ini banyak, BANYAK dilakukan orang. Bahkan banyak di antara mereka yang memutuskan menikah dengan landasan hasrat memiliki itu. Jangan heran jika banyak terjadi perceraian yang menciptakan anak-anak pemberontak, torned souls.


Lantas? Bagaimana sebenarnya cinta eros itu? Apakah hanya cinta platonis yang tidak perlu memiliki? Pemikiran ini juga salah besar. Ketika kita tertarik dengan seseorang, lalu membiarkannya saja dan mengusap dada sambil berbisik syahdu, “Cintaku tak harus memiliki”, inilah bullshit yang sebenarnya. Kita harus sadar bahwa kita ini manusia. Keinginan memiliki sebagai hasrat dan keserakahan tidak bisa kita buang. Sebab itulah yang membedakan kita dengan malaikat; nafsu. Cinta eros yang sebenarnya bukan berarti kita harus membuang nafsu yang tidak mungkin kita buang juga (yang terjadi justru kita hanya pura-pura bisa membuang nafsu itu). Cinta eros yang sebenarnya adalah implementasi sempurna dari hasrat dan kebijakan. Maksudnya? Jika kita mencintai seseorang dengan cinta eros, maka hukum tertinggi muncul: kebahagiaannya adalah prioritas. Mencintai adalah membahagiakan, bukan memiliki. Namun, bukan pula melepas tangan dan membiarkannya pergi begitu saja. Membahagiakan ada banyak cara. Menjadi pasangannya hanyalah satu cara dari banyak cara tersebut.

Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan cinta eros itu?

Akhirnya akan muncul pertanyaan ini. Mungkinkah kita mencintai seseorang tanpa ada hasrat memilikinya? Tidak mungkin. Namun, kita tidak perlu mengaktualisasikan hasrat itu. Ingat hukum tertinggi itu: kebahagiaannya adalah prioritas. Jika dia bahagia dengan kita, jadikanlah dia pasangan kita. Jika dia bahagia dengan orang lain, lepaskanlah dia. Keberadaan kita hanyalah untuk men-support kebahagiaannya. Inilah cinta eros yang sebenarnya. Jika kamu belum pernah merasakan hal seperti ini, maka kamu belumlah jatuh cinta. Kamu hanya terkamuflase oleh hasrat ingin memiliki. Namun yakinlah, suatu saat, kamu akan merasakan bahwa kebahagiaan seseorang adalah yang utama. Saat itu tiba, itulah cinta eros yang sebenarnya… dan cinta seperti ini adalah kekuatan terbesar di alam semesta.

Nah, selama ini, benarkah pemahaman kita tentang cinta?


No comments:

Post a Comment