Aku bisa menulis jutaan puisi dan berlembar-lembar surat
cinta untuk kamu baca. Namun, aku yakin kamu tetap tidak akan mengerti
perasaanku yang sebenarnya.
Ini bukan masalah komprehensi, bukan juga tentang
inteligensi. Ini soal rasa yang tidak terjangkau logika manusia. Ini soal getar
isyarat tak terbaca dalam sela rusuk Adam.
Abstrak.
Imajiner.
Dan kita, seperti manusia lainnya, selalu takut akan semua
hal yang tidak kita pahami. Selalu menghindari ketidakmengertian. Selalu hanya memercayai
apa yang ingin kita percayai.
Mana mungkin kamu menerima sesuatu yang tidak kamu pahami? Jadi,
patutkah aku marah kepadamu ketika kamu tidak bisa menerima perasaanku yang
tidak pernah kamu mengerti?
Seperti yang selalu kamu bilang, ini bukan tentang siapa yang
pantas untuk siapa atau siapa yang tidak pantas untuk siapa. Aku bukannya tidak
pantas untukmu. Kamu bukannya tidak pantas untukku. Aku bukannya tidak bisa
jadi imammu. Kamu bukannya tidak mau jadi makmumku. Perseberangan dan
keterpisahan kita—padahal kita sangat dekat—murni karena kamu tidak pernah
memahami perasaanku.
Untuk apa mempelajari perasaanku? Tidak ada untungnya. Tidak
ada nilai ibadahnya. Dan walaupun kamu sudi meliriknya, toh perasaanku sungguh
tak terperi. Manusia mana yang bisa memahaminya? Mungkin Allah menciptakan rasa
itu hanya untuk bisa dimengerti diri-Nya sendiri. Semua tindakanmu itu sangat
berterima. Jadi, aku memang tak berhak marah atau protes.
Mungkin kamu pikir aku hanya mencari justifikasi,
pembenaran, alasan, atau apa pun namanya. Mungkin kamu juga berpikir ini hanya obsesi
seorang cowok sinting. Sebutlah aku memang begitu. Namun, pernahkah satu kali
saja di suatu malam, kamu menyertakan namaku dalam istikharah, meminta nasihat
dan petunjuk Allah tentang semua ketidakmengertian ini?
Aku tidak sempurna. Bagimu atau bagi siapa saja. Aku
berlumur keraguan, kesesatan, dan dosa. Namun, bukan itu alasannya kamu
menyisihkanku.
Bukan itu.
Wahai bidadari pemeluk subuh,
telah kuminta Allah menunda fajarnya.
Sekadar menyempatkan keringnya air mata tahajudmu.